RSS

Sperma sebagai Bahan Baku Makanan (tinjauan sains, etika dan syari'at Islam)

I. Sperma dalam Perspektif Sains
1. Pengertian Sperma
Spermatozoa atau sperma merupakan hasil produksi dari kelamin pria, yang dikeluarkan bersama-sama dengan cairan mani. Dengan ukurannya yang sangat kecil hanya akan nampak bila dilihat dengan mikroskop yaitu sekitar 4-5 mikron dengan lebarnya 2,5 - 3,5 mikron adalah hal yang sangat memungkinkan bagi sperma untuk mencapai sel telurdengan ‘kegesitannya’.

2. Proses Terbentuknya Sperma Manusia (Spermatogenesis)
Spermatogenesis terjadi melalui beberapa fase , yaitu :
a. Fase Pertumbuhan
b. Fase Pembelahan
c. Fase Diferensiasi
1. Fase Pertumbuhan
Pada Fase Pertumbuhan sel – sel calon indung sperma tumbuh , membesar , dan berduplikasi . Pada Fase ini juga terjadi penambahan materi inti , sintesis DNA dan sintesis organel sel . Fase ini juga disebut fase persiapan sebelum melakukan pembelahan .Akhir dari Fase Pertumbuhan terbentuklah Spermatogonium ( Sel Induk Sperma ) yang sudah siap untuk melakukan pembelahan.
2. Fase Pembelahan
Tiap Spermatogonium yang sudah terbentuk akan mengalami proses pembelahan . Spermatogonium yang terbentuk akan menjadi Spermatosit Primer . Spermatosit Primer ini lah yang akan mengalami pembelahan .Pembelahan yang tejadi adalah pembelahan Meiosis , yaitu pembelahan yang terjadi pada pembentukan gamet yang bertujuan untuk mereduksi jumlah kromosom .Spermatosit Primer mengalami pembelahan Meiosip 1 membentuk 2 buah Spermatosit Sekunder . Jumlah kromosom sel Spermatosit Sekunder adalah setengah dari Sel Spermatosit Primer.
Pembelahan belum selesai. Spermatosit Sekunder yang tebentuk akan segera mengalami pembelahan menjadi 4 buah Spermatid . Spermatid ini lah sel yang akan menjadi sel sperma .
3. Fase Diferensiasi
Spermatid yang terbentuk pada fase pembelahan harus mengalami perubahan agar mampu berenang mencari letak sel telur . Bentuk awalnya yang hanya berbentuk bulatan dirasa tidak mungkin mampu mencapai sel telur . Maka dari itu , spermatid harus mengalami Diferensiasi menjadi sel – sel sperma yang siap untuk membuahi sel telur . Setelah proses Diferensiasi , terbentuklah 4 buah sel sperma aktif yang strukturnya sudah berubah . Kini sperma anda berbentuk seperti seekor berudu , dengan bentuk kepala seperti mata panah dan berekor panjang . Tentu saja bentuk seperti ini dimaksudkan agar sel sperma bisa dengan mudah berenang mencapai sel telur . Selain itu pada bagian kepala terdapat organel aparatus golgi yang berfungsi pada saat penetrasi .
Pembentukan sperma bukan hal yang gampang jika difikirkan oleh fikiran manusia . Maka dari itu , janganlah buang – buang sperma jika memang tidak terdesak . Jaga kesehatan reproduksi dengan tetap berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang sehat ,agar produksi sperma tidak terganggu.

3. Kandungan Kimia Sperma
Satu sendok teh cairan mani mengandung sekitar 21 kilojoules (kilo kalori) dan 200-500 juta sperma. Sedanglan jumlah sperma hanya sekitar satu persen dari cairan mani. Menurut seksolog Dr Elna Mc Intosh, selain sperma, cairan mani terdiri dari gula fruktosa, air, ascorbic acid (vitamin C), asam sitrat, enzim, protein, posfat, dan zinc. Menurut Fred Guerra dari Jackin World Science Corner ternyata kandungan semen (sperma) laki-laki itu adalah sebagai berikut :
• Ascorbic Acid (vitamin C, for tissue maintenance)
• Blood-Group Antigens (from immune system)
• Calcium (mineral)
• Chlorine (oxidizing agent)
• Cholesterol (steroid alcohol present in body fluids)
• Choline (base, part of the vitamin B complex)
• Citric Acid (occurs during cellular metabolism)
• Creatine (nitrogenous substance found in muscle)
• Deoxyribonucleic Acid (DNA)
• Fructose (sugar used for energy)
• Glutathione (peptide amino acid)
• Hyaluronidase (enzyme)
• Inositol (sugar found in muscles)
• Lactic Acid (byproduct of muscle use)
• Magnesium (mineral)
• Nitrogen (gas found in all living tissue)
• Phosporus (mineral)
• Potassium (mineral)
• Purine (compound of uric acid)
• Pyrimidine (organic base)
• Pyruvic Acid (formed from either glucose or glycogen)
• Sodium (salt)
• Sorbitol (body alcohol)
• Spermidine (catalytic enzyme)
• Spermine (ammonia compound found in sperm)
• Urea (from urine)
• Uric Acid (from urine)
• Zinc (mineral)
• Vitamin B12 (for proper function of nervous system and metabolism)

4. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Semen
Memang cairan semen sama sekali tidak ada fungsi konsumtif. Ia hanya berfungsi sebagai pelumas dalam hubungan seksual. Setiap ejakulasi, rata-rata pria mengeluarkan cairan semen sekitar satu sendok teh. Banyak sedikitnya cairan semen ini dipengaruhi oleh :
a. Usia (konon makin muda makin banyak),
b. Waktu ejakulasi,
c. Jenis rangsangan yang diterima ketika akan melakukan kegiatan seksual.
5. Permasalahan yang Ditimbulkan
Berdasarkan kandungan dan lokasi terdapatnya semen, maka terdapat beberapa permasalahan yang ditimbulkan apabila sperma dikonsumsi atau dijadikan bahan baku pembuatan makanan, seperti penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini timbul dari infeksi maupun virus yang dapat menimbulkan penyakit bahkan mematikan. Bagi penderita penyakit kelamin apabila spermanya diambil sebagai bahan baku makanan, maka dapat terjadi penularan penyakit, seperti penyakit HIV/ AIDS, Syphilis dan Gonorhea.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Graz University di Austria, senyawa yang terkandung pada sperma bisa mengurangi radikal bebas dan memiliki efek anti penuaan pada sel-sel kulit.
Senyawa yang disebut spermidine tersebut, diujicoba pada jamur, lalat buah, cacing, tikus dan sel darah manusia bukan pada manusia secara langsung. Spermidine bisa menjadi bahan alternatif untuk mencegah penuaan kulit.
Dari penelitian diketahui cara kerja spermidine. Yaitu dengan memperlambat proses penuaan dan memperpanjang kehidupan dari lalat, jamur, tikus cacing dan yang terpenting sel darah manusia.
Peneliti mengungkapkan juga proses autophagy pada percobaan tersebut. Yaitu proses memperbaiki dan mendaur-ulang sel yang rusak dan tidak berfungsi secara maksimal. Proses ini akan menjaga keseimbangan pertumbuhan dan regenerasi sel.
Hal lain yang ditemukan dari percobaan tersebut adalah spermidine merupakan hal penting dalam proses peremajaan dan perbaikan sel. Dengan menekan radikal bebas, spermadine bisa meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur sel dan bersifat sebagai anti penuaan.

II. Sperma dalam Perspektif Bioetika
1. Pengertian Bioetika
Menurut J. Guwandi istilah Bioetika merupakan gabungan dari suku kata yaitu “bio” yang artinya kehidupan dan digabungkan dengan kata “etika” dalam arti moral. Dengan demikian Bioetika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari moral dari kehidupan. Sedangkan F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang Biologi dan ilmu kedokteran, baik pada skala mikro maupun skala makro dan dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang.

2. Dasar Etis Mengenai Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan
Sesuatu yang halal apabila diletakkan di tempat yang halal, tentulah ia menjadi halal dan malah berpahala. Akan tetapi kebalikannya, apabila sesuatu yang halal diletakkan di tempat yang haram, maka sesuatu yang halal itu akan menjadi haram. Contoh, kemaluan lelaki apabila diletakkan di tempat yang halal ( istrinya ) tentunya itu halal dan malah mendatangkan pahala. Akan tetapi kalau diletakkan di tempat yang haram ( bukan istrinya ) tentulah menjadi haram dan berdosa. Maka setiap sesuatu memiliki tempat yang sesuai, sehingga baik dan buruk ditimbulkan dari tempat asalnya sesuatu hal itu berada.

3. Masalah Etis yang Ditimbulkan dari Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan
Berdasarkan dasar etis mengenai penggunaan sperma manusia sebagai bahan baku makanan yang berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sperma seharusnya digunakan untuk fungsi reproduksi, bukan untuk pembuatan bahan baku makanan. Sperma bersama-sama dengan sel telur (ovum) melebur melakukan fertilisasi untuk menghasilkan zigot dan berkembang menjadi individu/ manusia baru. Jadi bukanlah sperma digunakan untuk bahan baku makanan dan dikonsumsi atau dengan kata lain sperma yang dapat menghasilkan individu baru jika melakukan fertilisasi dikonsumsi oleh sesama pembuatnya, seperti kanibal (pemakan sesamanya). Bahkan menurut Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi tidak benar adanya sperma dapat menimbulkan awet muda,adapun awet muda jika dilakukan memiliki kepuasan sendiri oleh pelakunya.

III. Sperma dalam Perspektif Syari’at Islam
1. Sperma Manusia dalam Perspektif Syari’at Islam
Dalam permasalahan najis atau sucinya air mani, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Sebagian ulama menyatakan bahwa air mani itu najis, sebagaimana pendapat Al-Imam Abu Hanifah dan Al-Imam Malik. Sebagian ulama yang lain berpendapat air mani itu suci, sebagaimana pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i dan Al-Imam Ahmad.
Dari dua pendapat tersebut, yang rajih -insya’ Allah- adalah pendapat kedua, yang menyatakan bahwa air mani itu suci. Hal ini didasarkan pada hadits ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh, di antaranya:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَقَدْ كُنْتُ أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْكًا فَيُصَلِّي فِيْهِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)
“Bahwasanya aku dahulu mengerik (air mani) dari pakaian Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shalat dengan menggunakan pakaian tersebut.” (HR. Muslim)

Dalam lafazh lain:
لَقَدْ كُنْتُ أَحُكُّهُ يَا بِسًا بِظُفْرِي مِنْ ثَوْبِهِ (رواه مسلم)
“Dahulu aku mengerik air mani yang telah kering dengan kukuku dari pakaian Rasulullah.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas, jelaslah bahwa air mani merupakan sesuatu yang suci karena :
a. Perbuatan ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ membersihkan air mani yang telah kering tersebut hanya mengerik dengan kukunya. Kalau seandainya air mani adalah sesuatu yang najis, maka tidak cukup mensucikannya hanya dengan mengeriknya.
b. Sikap Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menunda pembersihan air mani yang menimpa pakaiannya hingga kering, juga menunjukkan bahwa air mani itu suci. Kalau seandainya najis, maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam akan segera membersihkannya, sebagaimana kebiasaan beliau di dalam mensikapi benda-benda najis. Begitu pula peristiwa seorang Badui yang kencing di masjid, sebagaimana dikisahkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim.
Pendapat yang kedua ini adalah pendapat yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan merupakan pendapat kebanyakan para ulama.
Sementara itu, cara membersihkan air mani adalah dengan dua cara:
a. Boleh dicuci dengan air, sebagaimana hadits ‘Aisyah yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh:
كَانَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ الْمَنِي ثُمَّ يَخْرُجُ إِلَى الصَّلاةِ فِي ذَلِكَ الثَّوْبِِ وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى أَثَرِ الْغَسْلِ (متفق عليه)
“Bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mencuci air mani, kemudian keluar shalat dengan mengenakan pakaian tersebut, sementara aku melihat adanya bekas cucian tersebut.”
b. Dengan mengeriknya (dengan kuku), sebagaimana dalam hadits yang telah lalu jika air mani telah kering. Dan juga boleh dicuci walaupun telah kering.
2. Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan dalam Perspektif Syari’at Islam
Permasalahan halal dan haram sangat penting sekali bagi seorang muslim, dan ini ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah Subhanahu wa Ta’ala antara makanan yang baik dengan amal shalih dan ibadah.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul dalam firman-Nya: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’” (Qs. al-Mu’minun: 51).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah:172)
“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. Thaaha:81)
Walaupun telah dijelaskan bahwa sperma tidak najis, bukan berarti sperma halal. Karena sesuatu yang halal apabila diletakkan di tempat yang halal, tentulah ia menjadi halal dan berpahala. Akan tetapi kebalikannya, apabila sesuatu yang halal diletakkan di tempat yang haram, maka sesuatu yang halal itu akan menjadi haram.
Sperma bukanlah untuk hal yang konsumtif, tetapi sperma secara fungsionalnya digunakan untuk fertilisasi. Jadi tidak dibenarkan penggunaan sperma untuk pembuatan bahan baku makanan. Sampai sekarang belum ada penjelasan tentang penelitian pada manusia langsung yang menunjukkan bahwa kandungan sperma berupa spermidine dapat menjadi bahan alternatif mencegah penuaan pada kulit dan mencegah radikal bebas. Karena percobaan tersebut hanya dilakukan pada jamur, lalat buah, cacing, tikus dan sel darah manusia.

Disusun oleh :
Pawit Riyadi dan M. Agus Sahal
Pendidikan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

1. JUDUL
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal.

2. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.

3. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.

4. CARA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.

5. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.
Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.

6. KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

7. RENCANA PENELITIAN
a. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantive permasalahan seperti Matematika kelas II SMPLB atau bahasa inggris kelas III SMLB, juga dikemukakan pada bagian ini.

b. Variabel yang diselidiki
Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.

c. Rencana Tindakan
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :
1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat – alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain – lin yang terkait bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternative – alternative solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen LPTK juga dikemukakan pada bagian ini.
2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

d. Data dan cara pengumpilannya
Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, Para guru juga harus aktif sebagai pengumoul data, bukan semata – mata sebagai sumber data.

Akhirnya semu teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.

e. Indikator kinerja
Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (njumlah jenis dan atau tingkat kegawatan)miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

f. Tim peneliti dan tugasnya
Pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama – nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

8. JADWAL PENELITIAN
Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

9. RENCANA ANGGARAN
1. Komponen – komponen pembiayaan
Rencana anggaran meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.
Secara lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalam setiap bidang adalah sebagai berikut :

a. Persiapan
Kegiatan persiapan antara lain meliputi pertemuan anggota tim peneliti untuk menetapkan jadwal penelitian dan pembagian kerja, menyusun instrument penelitian, menetapkan format pengumpulan data, menetapkan teknik analisis data, dan sebagainya.

b. Kegiatan operasional di lapangan
Dalam kegiatan operasional dapat tercakup antara lain pelancaran tes diagnostic dan analisis hasilnya, gladi resik implementasi tindakan, perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi pelaksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi, perencanaan tindakan ulang, dan sebagainya.

c. Penyusunan Laporan Hasil PTK
Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir. Seminar local hasil penelitian, seminar nasional hasil penelitian, dan sebagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan adalah penggandaan dan pengiriman laporan hasil PTK, serta pembuatan artikel hasil PTK dalm bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

2. Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan
Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatan operasional yang dijabarkan dari metodologi yang dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatan operasional itu harus jelas namanya, tempatnya, lamanya, jumlah pesertanya. Sarana yang diperlukan dan output yang diharapkan.

1) Beberapa patokan pembiayaan satuan kegiatan penelitian
a. Honorarium
1) Ketua Peneliti
2) Anggota tim peneliti
3) Tenaga Administrasi
Besarnya honorarium tergantung pada sumber pandanaan

b. Bahan dan Peralatan penelitian
1) Bahan habis pakai
2) Alat habis
3) Sewa alat

c. Perjalanan
1) Biaya perjalanan sesuai dengan ketentuan
2) Transportasi local sesuai harga setempat
3) Lumpsum termasuk konsumsi sesuai dengan ketentuan
4) Monitoring dari PGSM minimal untuk satu orang, satu kali, selama dua hari
5) Konsultasi ketua tim peneliti ke PGSM selama dua hari

d. Laporan Penelitian
1) Penggandaan
2) Penyusuinan artikel berbahasa Indonesia dan inggris
3) Pengiriman

e. Seminar
1) Seminar lokal, konsumsi sesuai harga setempat, biaya penyelenggaraan sesuai dengan harga setempat
2) Seminar nasionala minimal untuk dua orang (satu dosen LPTK dan satu guru pelaku PTK)

D. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang . hendaknya pustaka benar – benar relevan dan sungguh – sungguh dipergunakan dalam penelitian.



LAMPIRAN DAN LAIN – LAIN
Bagian lampiran dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota tim inti. Curriculum vitae tersebut memuat identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah pernah diikuti, baik sebagai penatar/pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian termasuk di PTK.
Hal – hal lain yang dapat memperjelas karakteristik kancah PTK yang diusulkan dapat disertakan dalam usulan penelitian ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LAPORAN MAGANG
ASISTENSI PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN


Disusun oleh :
Nama : Pawit Riyadi
Nim : 06680021
Semester : VI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan praktikum biologi di UIN Sunan Kalijaga dilaksanakan di laboratorium terpadu UIN Sunan Kalijaga. Praktikum biologi di UIN merupakan mata kuliah wajib dengan bobot 1 sks. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah biologi, biasanya juga akan mengambil mata kuliah praktikumnya. Setiap kegiatan praktikum biologi merupakan tanggung jawab tim asisten, di mana setiap mata kuliah praktikum ditangani oleh satu tim asisten yang terdiri dari koordinator dan anggota asisten. Seperti pada praktikum Sistematika Tumbuhan ini ditangani langsung oleh tim asisten Sistematika Tumbuhan.
Asistensi Praktikum Biologi (magang asisten) juga merupakan mata kuliah wajib yang diprogramkan UIN Sunan Kalijaga kepada mahasiswa Pendidikan Biologi. Dengan diadakannya asistensi praktikum ini, diharapkan mampu melatih mahasiswa Pendidikan Biologi untuk menjadi seorang pendidik dan pembimbing praktikum yang baik.


B. Tujuan
1. Melatih mahasiswa Pendidikan biologi untuk mampu memiliki kompetensi di laboratorium, mulai dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan praktikum.
2. Memberikan pemahaman dan pengalaman bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan asistensi praktikum.
3. Mengetahui cara melakukan pengarahan, pendampingan dan pengelolaan kegiatan praktikum agar tujuan dari praktikum tercapai dengan optimal.

C. Manfaat
Asistensi praktikum dapat memberikan beberapa manfaat kepada beberapa pihak anatara lain:
1. Bagi Mahasiswa Peserta Asisten Praktikum
a. Mempersiapkan diri sebagai pendidik dan pengelola laboratorium yang baik
b. Mengembangkan keterampilan proses sains
c. Memperoleh pengalaman langsung : dalam perencanaan, persiapan dan pelaksanaan praktikum
d. Mengembangkan strategi perencanaan, persiapan dan pelaksanaan praktikum yang lebih baik.
2. Bagi Mahasiswa Praktikan
a. Mengembangkan keterampilan proses sains.
b. Memperoleh pengetahuan langsung tentang objek praktikum, dalam hal ini Sistematika Tumbuhan.
3. Bagi Asisten Tetap
a. Dapat membantu kerja asisten.
Memberikan masukan atau ide-ide baru dalam pelaksanaan praktikum.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium adalah suatu tempat melakukan percobaan dan penelitian, di dalamnya terdapat alat dan bahan praktikum. Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium (praktikum merupakan bagian integral dari belajar mengajar, khususnya biologi. Woolnough & Allsop mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum antara lain:
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA
2. Praktikum dapat mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah
4. Praktikun dapat menunjang materi pelajaran.
Ciri khas dari kegiatan praktikum biologi adalah digunakannya makhluk hidup sebagai obyek yang akan diamati. Makhluk hidup tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan atau mikroba. Etika yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan praktikum yang menggunakan makhluk hidup sebagai obyeknya adalah bersikap arif atau bijak terhadap objek-objek tersebut. Hal ini di sebabkan ada negara yang memiliki paham bahwa hewan itu memiliki hak hidup seperti manusia.
Metode pembelajaran IPA yang efektif digunakan di laboratorium adalah metode demonstrasi dan metode eksperimen. Metode demonstrasi menyajikan pelajaran dengan meragakan dan mempertunjukan kepada subyek belajar suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan. Metode eksperimen menyajikan pelajaran di mana subyek belajar melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini subyek belajar diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses.
Dengan dilaksanakannya praktikum diharapkan tercapainya tujuan pembelajaran biologi yang terpadu karena dengan praktikum praktikan akan lebih memahami dan mengamati secara langsung obyek yang menjadi kajiannya. Terlebih umumnya mahasiswa kurang puas dalam mengikuti perkuliahan oleh karena kurangnya sarana penunjang kuliah seperti buku ajar, diktat, hand-out, modul. Ketidakpuasan mahasiswa juga disebabkan oleh minimnya media pembelajaran yang tersedia.
Untuk mengatasi hal tersebut kiranya pihak Jurusan Biologi dan Pendidikan Biologi menempuh berbagai langkah, misalnya praktikum dari matakuliah tertentu dilakukan secara kelompok, demonstrasi, untuk mengatasi kekurangan peralatan yang dibutuhkan. Selain itu praktikum sebagai salah satu media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran yang akan sangat mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar. Kondisi yang tercipta akan membawa pengaruh psikologis terhadap mahasiswa praktikan yang pada gilirannya akan membantu efektif dan efisien proses pembelajaran.
Dengan diadakannya praktikum pada tiap matakuliah biologi di Jurusan Biologi dan Pendidikan Biologi diharapkan para praktikan mampu menguasai konsep materi kuliah dengan memenuhinya dalam kegiatan praktikum. Sehingga antara teori dan konsep dapat dipahami secara mendalam dan dapat saling melengkapi.



BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Gambaran Umum Praktikum
Praktikum merupakan salah satu kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran biologi di samping pemberian teori-teori. Selain itu praktikum juga merupakan kegiatan rutin dan bersifat wajib yang harus dilakukan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Pendidikan Biologi dan Biologi sejak mulai memasuki bangku perkuliahaan semester awal. Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran atau praktikum akan terwujud apabila praktikan diberi pengalaman untuk mengindra fenomena alam dengan segenap indranya.
Sistematika Tumbuhan merupakan cabang dari biologi yang dikhususkan untuk mempelajari pengklasifikasian tumbuhan tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Kegiatan praktikum Sistematika Tumbuhan termasuk mata kuliah yang wajib diambil bagi mahasiswa Biologi dan Pendidikan Biologi semester IV yang mengambil mata kuliah Sistematika Tumbuhan dengan bobot SKS sebesar 1 SKS. Kegiatan praktikum Sistematika Tumbuhan dilaksanakan di laboratorium Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada hari Selasa, pukul 10.00-12.00 WIB untuk Jurusan Biologi semester IV dan hari Selasa, pukul 13.00-15.00 WIB untuk jurusan Pendidikan Biologi semester IV. Adapun komponen-komponen yang mendukung kegiatan praktikum adalah :
1. Praktikan
Yang dimaksud praktikan di sini adalah mahasiswa yang menempuh kegiatan praktikum. Praktikan tersebut terdiri dari mahasiswa Jurusan Biologi dan Pendidikan Biologi semester IV.


2. Asisten
Koordinator asisten praktikum Sistematika Tumbuhan adalah Widodo, M.Pd dengan dibantu oleh beberapa anggota asisten dan asisten magang.
3. Tempat
Tempat pelaksanaan untuk praktikum Sistematika Tumbuhan di laboratorium Biologi Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata.
4. Jadwal dan Acara Praktikum
Jadwal praktikum: pukul 10.00-12.00 WIB shift I (Jurusan Biologi IV)
: pukul 13.00-15.00 WIB shift II (Pendidikan Biologi IV)
Acara praktikum sebagai berikut:
1. Asistensi Praktikum
2. Acara I Identifikasi, Determinasi dan Klasifikasi
3. Acara II Schizophyta dan Thallophyta
4. Acara III Bryophyta dan Pteridophyta
5. Acara IV Spermatophyta Gymnospermae
6. Acara V Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae (bagian 1)
7. Acara VI Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae (bagian 2)
8. Acara VII Spermatophyta Angiospermae Monocotyledoneae
9. Acara VII Membuat Herbarium
10. Acara VIII Membuat Kunci Determinasi
11. Acara IX Pengesahan Laporan Praktikum
12. Acara X Responsi Praktikum
5. Alat dan Bahan Praktikum
Dalam praktikum Sistematika Tumbuhan ini alat yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, karena praktikum ini bersifat pengamatan morfologi untuk mengetahui tingkat takson tiap specimen dan kekhasan setiap tanaman. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah bersifat segar dan ada yang bersifat awetan (herbarium).
B. Teknis Kegiatan
Dalam teknisnya kegiatan praktikum Sistematika Tumbuhan dilaksanakan dalam dua shift (Biologi dan Pendidikan Biologi) dan untuk penulis mendapat bagian magang acara VII Spermatophyta Angiospermae Monocotyledoneae. Dalam pelaksanaannya sebelum kegiatan praktikum dimulai, praktikan memasuki ruang raboratorium dengan tertib, setelah semua praktikum masuk, kegiatan praktikum dimulai dengan dibuka bersama-sama membaca basmallah. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pre-test. Test ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana para praktikan memahami konsep atau teori praktikum yang akan dilaksanakan. Semua kegiatan tersebut langsung ditangani oleh asisten praktikum (bukan asisten magang).
Dalam kegiatan magang ini peneliti sebagai asisten magang hadir tiga kali dalam acara praktikum yaitu pada acara Dicotyledoneae, Monocotyledoneae dan Membuat Kunci Determinasi untuk observasi dan pada acara Spermatophyta Angiospermae Monocotyledoneae untuk magang sebagai asisten. Demi kelancaran kegiatan praktikum, sebelum memulai acara praktikum, asisten magang terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilaksanakan antara lain; berkoordinasi dengan asisten tetap tentang materi yang akan diberikan agar tidak terjadi missconcept, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan pada acara ke-8 yaitu Spermatophyta Angiospermae Monocotyledoneae dan menyiapkan diri baik mental maupun fisik.
Setelah pre-test dilaksanakan, asisten praktikum menjelaskan materi yang terkait dengan acara praktikum yang akan dilaksanakan. Kemudian, praktikan diminta secara mandiri untuk melakukan pengamatan terhadap objek dan menganalisanya besama-sama dalam satu kelompok, baru setelah praktikan menemui masalah harap ditanyakan kepada aisten. Praktikan dibagi dalam beberapa kelompok untuk mempermudah kerja praktikan. Pada praktikum ini praktikan ditugaskan untuk membuat laporan terkait hasil pengamatan dari spesies tanaman yang disediakan. Setelah semua acara praktikum selesai kegiatan praktikum ditutup dengan menyamakan konsep, membuat kesimpulan dan membaca hamdalah.

C. Metode dan Pendekatan
Metode dan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi kesuksesan suatu pembelajaran. Dalam praktikum Sistematika Tumbuhan ini metode yang digunakan adalah dengan metode ceramah, observasi langsung dan diskusi kelompok. Pertama, asisten memberi gambaran materi secara keseluruhan, kemudian praktikan mengamati secara langsung objek yang dipelajari, menggambar dan mendiskusikannya dengan didampingi oleh asisten. Kemudian praktikan melakukan pengamatan pada tiap spesimen dan mempresentasikan kepada rekan sekelompoknya serta asisten mengkoreksi hasil presentasi. Setelah itu, asisten memberikan arahan dan bimbingan terkait materi pada waktu itu untuk menyamakan konsep materi.
Dengan pembelajaran melalui langkah-langkah kerja ilmiah seperti mengamati, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan sebagainya, proses pembelajaran ini menggunakan beberapa pendekatan, antara lain :
1. Pendekatan rasional, di mana usaha untuk memberikan peranan rasio dan akal (praktikan) dalam memahami dan menerima kebenaran tentang materi praktikum yang dilakukan.
2. Pendekatan emosional, di mana asisten magang berusaha untuk menggugah perasaan dan emosi praktikan dalam memahami dan bertanya tentang materi yang telah disampaikan.
3. Pendekatan keterampilan proses, di mana praktikan mampu menunjukan bagian – bagian organ tumbuhan berikut kelengkapannya dan mampu menggali informasi lebih dalam tentang Sistematika Tumbuhan.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Setelah melakukan pengamatan kegiatan praktikum Sistematika Tumbuhan secara langsung, secara umum kegiatan tersebut berjalan dengan lancer dan baik. Hal ini bisa dilihat dari semangat dan disiplinnya para praktikan, asisten, maupun asisten magang dalam menjalankan tugasnya. Namun tak ada gading yang tak retak. Selancar apapun suatu kegiatan pastilah ada kendala-kendalanya.
Untuk mengetahui lebih lanjut hasil pengamatan praktikum, berikut penulis paparkan bahwa pelaksanaan praktikum cukup lancar, dalam artian perencanaan yang telah dibuat telah sesuai prosedur yang ada. Sebelum memulai praktikum selalu diawali dengan pre-test, dengan tujuan untuk mengecek kemampuan praktikan memahami dalam mengikuti praktikum. Kemudian asisten yang bertugas menerangkan secara umum materi yang akan diberikan. Alat dan bahan dibagikan pada masing-masing kelompok untuk dipelajari dengan didampingi oleh asisten tetap ataupun oleh asisten magang. Adapun kendala yang dihadapi antara lain ketersediaan bahan praktikum untuk pengamatan spesies tumbuhan.
Pada praktikum Sistematika Tumbuhan ini, khususnya pada para praktikan adalah ditekankan untuk kerja secara mandiri, mereka telah diberikan buku panduan sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktikum. Para praktikan hanya dibolehkan bertanya pada masalah atau bidang yang tidak dijelaskan atau tidak terdapat penjelasannya di buku panduan. Tapi dari hasil observasi yang peneliti lihat bahwa tidak semua asisten menerapkan belajar mandiri pada para praktikan yang mereka bimbing. Ada sebagian asisten yang masih membimbing para mahasiswa praktikannya dari awal kegiatan sampai akhir acara praktikum. Keaktifan praktikan adalah tugas asisten untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk ketercapaian materi dan konsep.
Kelengkapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum Sistematika Tumbuhan ini tidak membutuhkan banyak alat dan dari hasil observasi yang dilakukan alat yang dibutuhkan tercukupi dengan baik. Adapun bahan yang dibutuhkan masih kurang mencukupi, hal ini disebabkan banyaknya praktikan yang mengikuti acara ini. Tapi walaupun masih kurang dalam hal bahan, asisten sudah berusaha meminimalisir kekurangan-kekurangan persediaan bahan praktium ini.
Hasil penelitian selama praktikum Sistematika Tumbuhan dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
1. Asisten
No Aspek yang diamati Keterangan
1. Penyampaian materi Baik
2. Penguasaan materi Baik
3. Pemberian penjelasan Baik
4. Pemberian pre test Cukup Baik
5. Melakukan pendampingan Baik
6. Ketepatan waktu Baik

2. Mahasiswa Praktikan
No Aspek yang diamati Keterangan
1. Kehadiran tepat waktu Baik
2. Pemahaman materi Cukup
3. Melakukan pengamatan Cukup
4. Ketertiban ketika praktikum Baik
5. Kemampuan bertanya Baik



BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum Sistematika Tumbuhan adalah bentuk pembelajaran yang mengedepankan keaktifan praktikan. Proses mencari tahu, memperoleh data melalui indera pendengaran, penglihatan maupun indera peraba menjadikan retensi yang didapat akan lebih tinggi. Data yang diperoleh dari cara seperti ini dapat disimpan lebih lama dalam ingatan praktikan. Kegiatan praktikum akan melahirkan sikap ilmiah dalam diri praktikan. Kerja laboratorium dituntut oleh langkah-langkah yang rasional, sistematis, dan ajeg/tetap, misalnya identifikasi masalah, observasi data, pengolahan data, perumusan hipotesis dan penyimpulan merupakan kegiatan yang tidak saja memantapkan ingatan akan data yang telah diserap, tetapi merupakan pembentukan struktur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman. Dengan demikian praktikan tidak hanya belajar di kelas (perkuliahan) yang menberi informasi pengetahuan secara verbal, tetapi kegiatan di laboratorium bisa menggali objek yang sama akan berjalan seiring.
Akan tetapi teori tidak sama dengan kenyataan. Idealnya praktikan memperoleh teori yang lengkap terlebih dahulu dari bangku perkuliahan, baru setelah itu mempraktekkannya pada obyek langsung. Sering kegiatan praktikum lebih cepat daripada materi perkuliahan yang menjadikan penguasaan materi oleh praktikan agak kurang. Hal ini tidak jadi masalah bagi praktikan yang aktif karena dia akan mencari informasi lebih dalam dari berbagai sumber, karena pembelajaran di kelas bukanlah satu-satunya sumber balajar.
Komponen yang paling penting dalam proses pembelajaran praktikum adalah alat dan bahan praktikum. Ciri khas kegiatan biologi obyek yang diamati adalah makhluk hidup. Dalam praktikum Sistematika Tumbuhan obyek yang diamati adalah kebanyakan tumbuhan segar.
Selain praktikum yang dilaksanakan di ruangan laboratorium, praktikum Sistematika Tumbuhan juga mengadakan praktikum lapangan secara mandiri. Praktikum ini berupa pembuatan herbarium dengan spesies tumbuhan ditentukan oleh praktikan sendiri, setiap praktikan wajib membuat 2 buah herbarium. Hal ini dapat menambah koleksi herbarium di laboratorium Biologi.
Asistensi Praktikum memberikan banyak pengalaman khususnya bagi mahasiswa asisten magang. Antara lain bertujuan untuk melatih dalam menyampaikan materi praktikum dan sebagai pendamping dalam kegiatan praktikum. Selain itu juga asisten harus mengusahakan terciptanya kondisi yang bisa membantu praktikan untuk belajar dengan baik. Asisten harus bisa memberikan semangat, dukungan, dan bimbingan selama praktikum. Akan tetapi di sini yang perlu ditekankan adalah asisten hanyalah sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber belajar. Asisten harus bisa melatih praktikan untuk bersikap seaktif mungkin agar tidak terjadi kesalahpahaman materi, klarifikasi dari asisten sangat diperlukan. Untuk itu diharuskan bagi asisten menguasai materi praktikum.




BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterlibatan asisten magang dalam praktikum Sistematika Tumbuhan masih sebatas sebagai observer yang mengamati dan mendampingi praktikan selama proses praktikum dilaksanakan dengan memberikan sedikit penjelasan materi.
Proses pembelajaran di laboratorium khususnya praktikum Sistematika Tumbuhan memberikan pengalaman yang lebih tinggi. Data yang diperoleh dari pengamatan obyek secara langsung akan tersimpan lebih lama. Kegiatan praktikum melahirkan sikap ilmiah bagi praktikan.

B. Saran
1. Sebelum dilaksanakan acara praktikum sebaiknya dicek kembali persiapan-persiapan (alat, bahan, dan materi) demi kelancaran pelaksanaan praktikum.
2. Praktikan harus lebih aktif daripada praktikum kali ini. Kesan mendominasi asisten dalam melakukan pendampingan kelompok sebisa mungkin dihindari
3. Untuk asisten magang selanjutnya, hendaknya lebih meningkatkan kesiapan baik fisik, mental dan materi agar tidak terjadi kecanggungan salama praktikum berlangsung. Koordinasi dengan asisten tetap perlu ditingkatkan untuk memperlancar kegiatan praktikum.
4. Pemberian pre-test diusahakan sesuai dengan kemampuan praktikan dan bahan-bahan sebaiknya lengkap atau perwakilan sesuai yang tertera dalam petunjuk praktikum Sistematika Tumbuhan.




DAFTAR PUSTAKA

Johar, Pedoman Pengembangan Keterampilan Proses, Yogyakarta : BP-3 PPSB DIY,1987

Tim Sistematika Tumbuhan, 2009, Panduan Praktikum Sistematika Tumbuhan, Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Udin, S. Winataputra, Kegiatan Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3, Jakarta: Depdikbud Dirjen Diknas Men, 1994





Nama : Pawit Riyadi
NIM : 06680021
Semester : VI
Prodi : Pendidikan Biologi

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Sistematika Tumbuhan
Materi Pokok : Spermatophyta Angiospermae Monocotyledoneae
Prodi : Pendidikan Biologi
Semester : IV
Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran

I. Standar Kompetensi
Mampu melakukan pengamatan, identifikasi dan mengenal cirri khas tumbuhan divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae
II. Kompetensi Dasar
Mampu melakukan pengamatan, identifikasi dan mengenal cirri khas tumbuhan divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae yang tergolong dalam ordo : Liliales, Bromiales, Orchidales, Poales, Arecales dan Zingiberales
III. Indikator
 Praktikan mampu mengenal obyek tumbuhan Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae yang tergolong dalam ordo : Liliales, Bromiales, Orchidales, Poales, Arecales dan Zingiberales
 Praktikan mampu menempatkan anggota spesies dari divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae pada kedudukan taksonominya
 Praktikan mampu mempelajari ciri-ciri penting untuk identifikasi
IV. Materi Pokok
Sistematika Tumbuhan (Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae)

V. Strategi Pembelajaran
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, observasi langsung
Pendekatan : Rasional, Emosional dan keterampilan proses


Kegiatan Waktu
(menit) Aspek life skill yang dikembangkan
Pendahuluan
1. Pre test
2. Menyampaikan tujuan praktikum hari bersangkutan
3. Menjelaskan sedikit materi sebagai pengantar mengenai praktikum hari ini


20
 Kemampuan mengingat
 Mengetahui pembelajaran hari yang bersangkutan
Inti
1. Setiap praktikan menempati kelompok masing-masing yang telah ditentukan
2. Setiap kelompok didampingi oleh asisten dan asisten magang
3. Setiap kelompok dipersilahkan untuk melakukan pengamatan
4. Setiap kelompok dipersilahkan untuk melakukan diskusi dengan asisten masing-masing
5. Setiap praktikan mempresentasikan hasil pengamatan tiap spesies

90











 Kemampuan menerima dan memahami
 Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
 Kemampuan mengola informasi
 Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah

Penutup
1. Praktikan memperhatikan penjelasan kesimpulan dari asisten mengenai praktikum hari yang bersangkutan
10  Kemampuan menerima dan memahami


VI. Media dan Sumber belajar
Media :
Alat : pinset, botle jam, baki tempat preparat, lup/kaca pembesar
Bahan : Lilium longiflorum, Gladiolus sp., Monochoria vaginalis, Eichornia crassipes, Spatoglotis plicata, Vanda tricolor


Sumber bahan :
Tim Sistematika Tumbuhan, 2009, Panduan Praktikum Sistematika Tumbuhan, Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

VII. Penilaian
1. Pre test
2. Keaktifan
3. Diskusi
4. Kejelasan Menggambar
5. Ketepatan deskripsi dan keterangan gambar
6. Ketepatan jawaban pertanyaan/respon balik



Yogyakarta,23 Mei 2009
Koordinator Praktikum, Asisten Magang



Widodo, S.Pd, M.Pd Pawit Riyadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BIOREMEDIASI SEDIMEN TAMBAK UDANG

Kegiatan budidaya adalah intervensi dalam proses pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian pakan, perlindungan terhadap pemangsa (predator) pencegahan terhadap serangan penyakit dan sebagainya (Pusat Riset Perikanan Budidaya, 2001 dalam Irianto,2007). Kegiatan budidaya dapat dilaksanakan di lingkungan air payau, air tawar dan air laut. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Tambak lebih dominan digunakan untuk kegiatan budidaya udang windu (Penaeus monodon) merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berorientasi eksport (Irianto, 2007).
Kondisi internal tambak dapat diperhatikan dari kondisi fisik dan kimia sedimen, serta kondisi lingkungan tambak udang. Tambak. Kondisi fisik berupa tekstur sedimen dan kandungan kimia dalam tanah. Kondisi lingkungan tambak udang harus memenuhi ketentuan :
• Air tambak harus berkadar garam 5 - 25 ppt
• Temperatur min 28°C, maks 32°C, bila lebih rendah atau tinggi tidak mau makan
• Udang butuh oksigen min hidup 3,5 ppm, terbaik untuk pertumbuhan min 4 ppm pada pagi hari
• Air tidak boleh jernih atau berbuih, tumbuhkan plankton sebagai bioindikator air media
(Adiwijaya, 2004)
Pencemaran pada tambak dapat terjadi karena akumulasi bahan organik dan residu antibiotik dan pestisida. Pada tambak sering terjadi akumulasi material organik yang akan mengalami transformasi menjadi amonia. Adanya amonia yang terdapat di tambak akan sangat mengganggu kehidupan udang atau komoditas yang dibudidayakan. Reaksi antara oksidasi amonia menjadi nitrat dalam nitrifikasi adalah terbentuknya nitrit. Adanya nitrit yang tinggi juga mengganggu kehidupan udang maupun mikroorganisme lainnya. Penggunaan antibiotika dan pestisida cenderung tidak baik dan hanya berefek jangka pendek. Penggunaan kedua bahan ini akan meninggalkan residu yang akan terendapkan di sedimen pada tambak. Residu antibiotik akan tetap berada pada produk hewan hingga jangka waktu tertentu dan menyebabkan tekanan selektif pada mikroorganisma, memacu munculnya resistensi pada beragam bakteri dan memungkinkan transfer gen-gen resisten ke bakteri lainnya. Pada sedimen, residu dapat merubah komposisi kimai tanah, akan terjadi perubahan sifat organik dan organik dari sedimen.
Sedimen merupakan bagian terpenting dalam usaha budidaya udang. Keadaan sedimen akan mempengaruhi kualitas air tambak. Pada akhirnya kesehatan udang akan menurun. Kualitas sedimen pada tambak ini menjadi semakin berkurang ketika terdapat kasus penggunaan antibiotik dan pestisida yang berlebihan. Penggunaan kedua bahan kimia ini akan sangat berefek pada sedimen karena sifat kimianya yang tidak dapat didegradasi secara mudah. Ini akan menghasilkan residu bahan kimia yang mengakibatkan siklus kimia normal sedimen dan air pada tambak menjadi terganggu.
Residu ini akan mengakibatkan tingginya kandungan bahan nitrogen anorganik, senyawa organik karbon dan sulfida baik yang berasal dari sisa pakan, kotoran udang atau pemupukan dalam jangka panjang. Hal tersebut pada akhirnya berdampak langsung terhadap kandungan senyawa amonia, nitrit, nitrat, H2S, dan senyawa karbon yang bersifat toksik pada sistem tambak udang. Keseimbangan ekologis mikroorganisme di dalam tambak sudah tidak normal lagi,
Bioremediasi merupakan sistem pengembalian kondisi lingkungan yang sudah tercemar kembali pada kondisi awal dengan menggunakan agensia biologi. Dalam usaha melakukan remediasi pada lingkungan tambak, perlu dilakukan analisa menyeluruh akan kandungan berbagai bahan organik dan anorganik yang terdapat pada lingkungan tambak (Subagyo, 2008). Analisa ini diperlukan untuk menentukan langkah selanjutnya terhadap lingkungan tambak tersebut, termasuk dalam penggunaan mikroorgansime yang mungkin akan digunakan. Analisa ini meliputi kegiatan survey pendahuluan terhadap sedimen. Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan jenis mikroorganisme yang bisa digunakan dalam melakukan remediasi terhadap sedimen.fungi, tanaman hijau atau enzim. Salah satu yang sering digunakan adalah bakteri.
Sistem kerja dalam penggunaan bakteri dalam usaha budidaya udang dalam tambak adalah dengan penggunaan konsorsia bakteri remediasi. Konsorsia ini terdiri dari berbagai jenis bakteri yang telah ditemukan yaitu bakteri heterotrofik, bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi, serta bakteri fotosintetik anoksigenik. Rasio bakteri yang digunakan adalah Bakteri nitrifikasi : bakteri denitrifikasi : bakteri fotosintetik anoksigenik : bakteri heterotrofik (bakteri fermentatif - DA) = 2 : 1 : 1 : 2.
Berdasarkan hasil analisa kualitas air tambak menunjukan bakteri bioremediasi mampu beradaptasi dan dapat bekerja dengan baik menjaga kondisi kualitas air tambak agar berada di bawah batas ambang dan mampu menguraikan senyawa toksik (Rusmana dan Widianto, 2006).

KESIMPULAN
1. Bioremediasi merupakan sistem pengembalian kondisi lingkungan yang sudah tercemar kembali pada kondisi awal dengen menggunakan agensia biologi.
2. Kerusakan sedimen pada tembak udang pada dasarnya disebabkan penggunaan bahan kimia yang berlebihan sehingga menghasilkan residu bahan kimia yang mengakibatkan siklus kimia normal sedimen dan air pada tambak menjadi terganggu.
3. Penggunaan sistem pengolahan dengan menggunakan bioremediasi dibutuhkan keahlian khusus sehingga diperlukan suatu sistem teknologi sederhana untuk aplikasi kepada masyarakat nelayan secara luas.
4. Aplikasi bioremediasi pada tambak udang harus diikuti dengan manajemen usaha tambak karena suatu tambak juga dipengaruhi lingkungan luar tambak.

DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya, Darmawan.2007.Kunci Sukses Budidaya Udang Sistem Tertutup Secara Berkelanjutan.http://ikanmania.wordpress.com/
Irianto, Agus Prof.Drs., M.Sc., Ph.D. 2007. Potensi Mikroorganisma : Di Atas Langit Ada Langit. http: //www.unsoed.ac.id/
Rusmana, Iman dan Tri Widiyanto 2006 Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Nitrat Disimilatif Dan Nitrifikasi Sebagai Agens Bioremediasi Untuk Mengontrol Kadar Amonia Dan Nitrit Di Tambak Udang PT. Garam Kabupaten Sumenep Pasca Panen dan Keterkaitannya dengan Faktor Lingkungan Okid Parama Astirin. http://jurnal.aquaculture-mai.org/vol5no2.pdf.
Subagyo, IR. MSc. 2008. Bioremediasi pada Aquakultur. Bahan Mata Kuliah Bioremediasi Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Proposal Kongres IKAMABA DIY

PROPOSAL KEGIATAN

KONGRES IKATAN ALUMNI MIFTAHUSSALAM BANYUMAS

( IKAMABA ) DI YOGYAKARTA













Disusun oleh :

Panitia Pelaksana

PANITIA KONGRES

IKATAN ALUMNI MIFTAHUSSALAM BANYUMAS

( IKAMABA ) DI YOGYAKARTA

2009



PROPOSAL KEGIATAN

KONGRES IKATAN ALUMNI MIFTAHUSSALAM BANYUMAS

( IKAMABA ) DI YOGYAKARTA

A. PENDAHULUAN

Kehidupan manusia tidak berhenti begitu saja meskipun sudah meninggal karena masih ada tugas yaitu mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya. Pada kehidupan itu kadang-kadang manusia tidak luput dari segala kesalahan karena sudah menjadi titah manusia. Disamping itu lika-liku kehidupan manusia selalu berubah, kadang di atas dan juga kadang di bawah. Begitu juga dengan roda kepengurusan Ikatan Alumni Miftahussalam Banyumas (IKAMABA) DI Yogyakarta masa bakti 2007/2009 telah sampai pada akhir kepengurusan. Maka untuk menyempurnakan tugas tersebut perlu dilaksanakan laporan pertanggung jawaban kepada anggota.

Laporan pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan melalui Kongres IKAMABA DI Yogyakarta masa bakti 2007/2009. Kemudian untuk merumuskan bentuk roda kepengurusan maka dibentuk Tim Formatur yang akan memilih dan menyelekseksi para calon pengurus masa bakti 2009/2010. Setelah ketua terpilih dan terbentuklah susunan kepengurusan yang telah disepakati maka akan disyahkan dalam pelantikan Ikatan Alumni Miftahussalam Banyumas (IKAMABA) DI Yogyakarta masa bakti 2009/2010.

B. DASAR KEGIATAN

1. AD / ART IKAMABA DI Yogyakarta tahun 2007

2. Hasil keputusan rapat kerja pengurus IKAMABA DI Yogyakarta masa bakti 2007/2009

3. Rapat pembentukan panitia pelaksana Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV tanggal 14 Oktober 2009

C. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama “Kongres Ikatan Alumni Miftahussalam Banyumas (IKAMABA) DI Yogyakarta IV” yang kemudian disebut Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV”

D. TEMA KEGIATAN

Tema Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV adalah “Silaturahmi antar Generasi Untuk Menjaga Warisan Budaya Intelektual”.

E. TUJUAN KEGIATAN

1. Mengevaluasi kinarja pengurus IKAMABA masa bakti 2007/2009.

2. Memilih dan mengangkat Ketua IKAMABA masa bakti 2009/2010.

3. Mengesahkan pengurus IKAMABA masa bakti 2009/2010.

4. Memberikan motivasi kepada pengurus baru.

5. Menyatukan visi dan misi kepengurusan IKAMABA masa bakti 2009/2010.

F. TARGET KEGIATAN

Adapun target pada kegiatan Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV di antaranya:

1. Terevaluasinya kinerja pengurus masa bakti 2007/2009 dengan adanya laporan pertanggunggjawaban pengurus.

2. Terpilihnya Ketua IKAMABA masa bakti 2009/2010.

3. Disahkannya pengurus masa bakti 2009/2010.

4. Adanya semangat untuk menjalankan kepengurusan bagi pengurus baru.

G. SASARAN KEGIATAN

Adapun sasaran pada kegiatan Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV adalah seluruh warga IKAMABA DI Yogyakarta.

H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV akan dilaksanakan pada :

Hari, tanggal : Sabtu – Ahad, 14-15 November 2009

Waktu : Pukul 16.00 WIB – selesai

Tempat : Panti Asuhan, Bantul Barat, DI Yogyakarta

I. PANITIA PELAKSANA

Pelaksana kegiatan Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV adalah anggota IKAMABA DI Yogyakarta. Adapun susunan panitia sebagaimana terlampir

J. ANGGARAN DANA

Adapun Rincian Anggaran Biaya (RAB) Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV sebagaimana terlampir.

K. PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan ini kami susun, semoga dapat dijadikan acuan dan pertimbangan dari berbagai pihak demi terselenggaranya kegiatan Kongres IKAMABA DI Yogyakarta IV dengan suskses dan mendapatkan ridho dari Alloh SWT. Atas perhatiaan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 19 Oktober 2009

Ketua Panitia, Sekretaris,

Pawit Riyadi Umi Azizah Logis PS

Mengetahui,

Ketua IKAMABA

Budi Mulyono

SUSUNAN PANITIA KONGRES IV

IKATAN ALUMNI MIFTAHUSSALAM BANYUMAS (IKAMABA)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009

Steering Commitee : 1. Budi Mulyono

2. Wahidin, S.Si

3. Annisa Firanti

4. Ahmad Syarif Noor

Organizing Commitee :

1. Ketua : Pawit Riyadi

2. Sekretaris : Umi Azizah Logis PS

: Arif Budi Setiawan

3. Bendahara : Arina Izatul Jannah

4. Seksi-seksi:

§ Acara : Pantiasih Gusti P. (Koordinator)

: Helmy Fauzi Awaliah

: Syamsul Bahri

: Isnaini Rahmawati

: Triana Nur Laela

: Yusmaniar

§ APDD : Yoga Amar Fauzi (Koordinator)

: Peri Andika

: Heri Fathur Rohman

: Eli Fitriani

: Arif Purnomo

§ Pendanaan : Ahmad Baehaqi (Koordinator)

: Adnan Anshori

: Nur Rois

: Hari Sakti

§ Konsumsi : Evirina Fidianty (Koordinator)

: Mei Rahmawati

: Lintang Anugraheni

: Resti Astuti

RINCIAN ANGGARAN BIAYA KONGRES IV

IKATAN ALUMNI MIFTAHUSSALAM BANYUMAS (IKAMABA)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009

  1. PEMASUKAN

No

Keterangan

Jumlah

1

2

Subsidi Donatur/Sukarelawan

Kontribusi peserta 35 peserta x Rp.35.000

988.000

1.050.000


Jumlah

2.038.000

  1. PENGELUARAN

No

Keterangan

Volume

Harga satuan

Jumlah

1

2

3

4

APDD

Transportasi survei dan pendanaan

Sewa tempat

Kamera/handy came + cetak

LCD

10 kali

2 hari

-

2 hari

10.000

125.000

-

75.000

100.000

250.000

150.000

150.000

1

2

3

4

Konsumsi

Makan 3 kali

Air mineral

Snack (coffee break)

Air galon

35 bungkus

2 kardus

-

2 kali

4.000

15.000

-

4.000

420.000

30.000

100.000

8.000


Acara

Penggandaan LPJ

-

-

120.000


Kesekretariatan

Print, FC surat, Proposal

-

-

80.000


Jumlah



2.038.000

Yogyakarta, 19 Oktober 2009

Ketua Panitia, Sekretaris,

Pawit Riyadi Umi Azizah Logis PS

Mengetahui,

Ketua IKAMABA

Budi Mulyono

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS