L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai berikut.
Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain sebagainya.Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (2001) mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain Trading Place (tempat-tempat perdagangan), Who is in the Class?(siapa di kelas), Group Resume (resume kelompok), prediction (prediksi), TV Komersial, the company you keep (teman yang anda jaga), Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik), reconnecting (menghubungkan kembali), dan lain sebagainya.Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyajikan beberapa model pembelajaran aktif yang disajikan Silberman.
A. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
Prosedur :
1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan
4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan.
Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
Variasi :
1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada siswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan
2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
3. Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.
B. Reconnecting (menghubungkan kembali)
Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut.
Prosedur :
1. Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.
2. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik :
• Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita ? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda ?
• Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhi kita ?
• Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran?
• Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misal nya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
• Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk
3. Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya
4. Hubungkan dengan topik sekarang
Variasi :
1. Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu
2. Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling mereka sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang.
C. Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki.
Prosedur :
a. Bagi kelas menjadi dua kelompok
b. Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topik pelajaran
c. Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan oleh guru.
d. Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas materi pelajaran.
D. Kartu Sortir (Card Sort)
Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.
Prosedur :
a. Masing-masing siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan dll. Makin banyak siswa makin banyak pula pasangan kartunya.
b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.
c. Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.
d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
E. TRADING PLACE
Metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.
Prosedur :
1. beri peserta didik satu atau lebih catatan-catatan Post-it (tentukan apakah kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi para peserta didik terhadap sebuah atau beberapa kontribusi)
2. mintalah mereka untuk menulis dalam catatan merea salah satu dari hal berikut :
a. sebuah nilai yang mereka pegang
b. sebuah pengalaman yang telah mereka miliki saat ini
c. sebuah ide atau solusi kreatif terhadap sebuah problema yang telah anda tentukand. sebuah pertanyaan yang mereka miliki mengenai persoalan dari mata pelajaran. sebuah opini yang mereka pegang tentang sebuah topik pilihan andaf. sebuah fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran
3. mintalah peseta didik menaruh (menempelkan) catatan tersebut pada pakaian mereka dan mengelilingi ruangan dengan atau sambil membaca tiap catatan milik peserta yang lain
4. kemudian, suruhlah para peserta didik berkumpul sekali lagi dan mengasosiasikan sebuah pertukaran catatan-catatan yang telah diletakkan pada tempatnya (trade of Post-it notes) satu sama lain. Pertukaran itu hendaknya didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki sebuah nilai, pengalaman, ide, pertanyaan, opini atau fakta tertentu dalam waktu yang singkat. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan. Doronglah peserta didik untuk membuat sebanyak mungkin pertukaran yang mereka sukai.
5. kumpulkan kembali kelas tersebut dan mintalah para peserta didik berbagi pertukaran apa yang mereka buat dan mengapa demikian. (misalnya : Mita : “Saya menukar catatan dengan Sonya karena dia telah membuat catatan tentang perjalanan ke Eropa Timur. Saya menyukai perjalanan ke sana karena saya mempunyai nenek moyang yang berasal dari Hongaria dan Ukraina
F. WHO IN THE CLASS?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.
Prosedur:
1. Buatlah 6 sampau 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase :
Carilah seseorang yang…………Suka/senang menggambarMengetahui apa yang dimaksud rebondingMengira bahwa hari ini akan hujanBerperilaku baikTelah mengerjakan PRPunya semangat kuat dalam belajar dll
2. Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan berikah beberapa perintah berikut :
Kegiatan ini seperti sebuah perburuan binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai pengganti benda. Ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang-orang yang cocok dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang hanya untuk sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah nama orang tersebut
3. ketika kebanyakan peserta didik telah selesai, beri tanda stop berburu dan kumpulkan kembali ke kelas.
4. guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan teradap orang yang selesai pertama kali. Yang lebih penting surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.
G. Resume Kelompok
Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi , kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didi lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tem dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.
Prosedur :
1. Bagilah peserta didik ke dalam kelompok sekitar 3 sampai 6 anggota
2. beritahukan kelas itu bahwa kelas berisi sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat
3. sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat resume kelompok.
4. berikan kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka. Resume tersebut seharusnya memasukkan beberapa informasi yang bisa menjual kelompok tersebut secara keseluruhan. Data yang disertakan bisa berupa :latar belakang pendidikan; sekolah-sekolah yang dimasukipengetahuan tentang isi pelajaranpengalaman kerjaposisi yang pernah dipegang\keterampilan-keterampilanhobby, bakat, perjalanan, keluargaprestasi-prestasi
5. ajaklah masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya
H. PREDICTION (PREDIKSI)
Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain
Prosedur :
1. bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa (yang relatif masih asing satu sama lain)
2. beritahukan pada peserta didik bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka, seperti :
a. kamu menyukai musik apa?
b. Apa di antara kegiatan waktu luang favorit anda?
c. Berapa jam kamu bisa tidur malam?
d. Berapa saudara kandung yang kamu miliki dan kamu berada pada urutan berapa?
e. Di mana kamu dibesarkan?
f. Seperti apa kamu ketika masih kecil?
g. Apakah orang tua kamu bersikap toleran atau ketat?
h. Pekerjaan apa yang telah kamu miliki?
3. mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih satu orang sebagaoi subyek pertamanya. Dorong anggota kelompok se spesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu. Beritahukan mereka agar tidak takut tentang tebakan-tebakan yang berani.
4. mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama.
I. Tv Komersial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat
Prosedur :
1. bagilah peserta didik ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota
2. mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia
3. iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal)
4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga.
5. sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik sex)
6. mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang.
J. The Company You Keep
Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.
Prosedur :
1. buatlah datar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih mengenal pelajaran yang anda ajar. Kategori-kategori tersebut meliputi :
a. bulan kelahiran
b. orang yang suka atau tidak suka suatu objek
c. kesukaan seseorang
d. tangan yang digunakan untuk menulis
e. warna sepatuf. setuju atau tidak dengan beberapa pernyataan opini tentang sebuah isi hangat (misalnya “Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya bersifat universal”)Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan
2. bersihkan ruang lantaiagar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas
3. sebutkan sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Misal para penulis dengan tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah menjadi dua bagian.
4. ketika para peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk mengamati dengan tepat berapa banyak otang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
5. lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6. kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari latihan itu. (http://edu-articles.com/)
DAFTAR BACAAN
Bonwell, Charles C., dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche.Dee Fink, L., Active Learning, reprinted with permission of the Oklahoma Instructional Development Program, 1999, http://www.edweb.sdsu.edu/people/bdodge/Active/ActiveLearning.htmlDjamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.
McKeachie W., Teaching Tips: A Guidebook for the Beginning College Teacher, Boston, D.C. Health, 1986.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.
Pollio, H.R., “What Students Think About and Do in College Lecture Classes” dalam Teaching-Learning Issues No. 53, Knoxville, Learning Research Centre, University of Tennesse, 1984.
Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) Yogyakarta, YAPPENDIS, 2004.
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 1997.
Wenger, Win, Beyond Teaching and Learning, Memadukan Quantum Teaching & Learning, (terjemahan Ria Sirait dan Purwanto), Nuansa, 2003.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press, 2003.