Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah usaha sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapatkan kepandaian.
Belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan sistematis serta mendayagunakan semua potensi yang
dimiliki baik fisik, mental
maupun
dana, panca indera,
otak dan anggota tubuh yang lain. Demikian pula aspek-aspek kejiwaan
seperti
intelegensi, bakat, motivasi, minat
dan sebagainya.[1]
Pembelajaran
merupakan proses interaksi
antara guru dengan siswa yang
ditujukan untuk melakukan perubahan
sikap dan pola pikir siswa ke
arah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Darsono, dkk. ciri-ciri
pembelajaran dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a.
Dilakukan secara sadar dan direncanakan
secara sistematis.
b.
Menumbuhkan
perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c.
Menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
siswa.
d.
Menggunakan
alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e.
Menciptakan suasana
belajar yang aman dan menyenangkan
siswa.
Proses pembelajaran biologi merupakan implementasi dari konsep pendidikan
biologi. Menurut Wuryadi, obyek pendidikan biologi tersebut merupakan satu
kesatuan interaktif yang terbentuk dari tiga komponen, yaitu biologi sebagai
ilmu, karakteristik-karakteristik subyek didik dan teknologi pendidikan.
Sedangkan biologi sebagai ilmu memiliki karakteristik sendiri, yaitu mempunyai
obyek, gejala dan persoalannya; menggunakan metodologi ilmiah; memiliki
kecenderungan untuk berkembang; dan bermanfaat bagi masyarakat.[3]
Pada dasarnya, yang terjadi
dalam proses pembelajaan biologi adalah adanya interaksi antara subyek didik
(siswa) yang memiliki karakteristiknya masing-masing dengan obyek (biologi
sebagai ilmu) untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk membangun
pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan nilai-nilai. Siswa sebagai subyek
didik tidak menerima begitu saja pembelajaran biologi yang disampaikan oleh
guru, akan tetapi ada interaksi antara siswa, guru, dan objek biologi yang
dipelajari.
Setiap ilmu memiliki obyek,
persoalan dan cara mempelajarinya sehingga membawa konsekuensi logis dalam cara
mengajarkannya. IPA Biologi merupakan ilmu yang mempelajari obyek dan persoalan
gejala alam. Secara garis besar, biologi meliputi dua kegiatan utama, yaitu
pengamatan untuk memperoleh bukti-bukti empirik dan proses penalaran untuk
memperoleh konsep-konsep. Belajar biologi adalah suatu kegiatan untuk
mengungkap rahasia alam yang berkaitan dengan makhluk hidup.[4]
Menurut Prawoto, biologi
dibangun atas konsep-konsep yang dilandasi pada fakta-fakta yang dapat diindera
melalui proses metode ilmiah. Namun, dalam pembelajaran biologi tidak semua
fakta dapat diindera langsung oleh siswa karena adanya keterbatasan alat bantu
(media) dan waktu untuk dapat menghindarkan fakta-fakta tersebut. Selain itu,
ada juga konsep biologi yang diperoleh dari gejala-gejala yang terjadi pada
masa lalu, sehingga persoalan yang muncul sekarang merupakan hasil abstraksi
dari gejala-gejala tersebut. Oleh karena itu, dikenal adanya materi (bahan ajar) yang
berupa abstrak dan konkret.[5]
Proses pembelajaran biologi
sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan
antara komponen-komponen raw input (peserta
didik), instrumental input (masukan
instrumental), environment input (masukan
lingkungan), dan output (hasil
keluaran). Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi
dengan prosesnya berada di pusatnya. Komponen masukan instrumental yang berupa
kurikulum, guru, sumber belajar, media, metode, sarana dan prasarana
pembelajaran, sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran biologi. Dalam
teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung sekali kepada keberadaan
guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini didasarkan bahwa
proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi antar siswa dengan obyek
yang dipelajari.[6]
[3] Wuryadi, Konsep Pendidikan Biologi dan Implementasinya dalam
Penelitian, (Yogyakarta : FMIPA UNY, 1999), hlm.1
[5] Prawoto, dkk, Pemahaman Guru-guru
Biologi SMA Kota Madya Yogyakarta Terhadap Strategi Belajar Mengajar (Makalah),
( Yogyakarta : IKIP Yogyakarta, 1992), hlm.9
[6] Haris Mudjiman, Belajar Mandiri (Self-motivated Learning),
(Surakarta : UNS Press, 2009), hlm.54
1 komentar:
terimakasih, artikelnya sangat membantu .... jazakallah
Posting Komentar