RSS

EPISTEMOLOGI

“Epistemologi, atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan dengan buah pemikiran yang lainnya. Atau dengan perkataan lain, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode keilmuan. Karena ilmu merupakan sebahagian dari pengetahuan, yakni pengetahuan yang memiliki sifat-sifat tertentu, maka ilmu dapat juga disebut pengetahuan keilmuan. Untuk tujuan inilah, agar tidak terjadi kekacauan antara pengertian “ilmu” (science) dan “pengetahuan” (knowledge), maka kita mempergunakan istilah “ilmu” untuk “ilmu pengetahuan.” (Jujun Suriasumantri. (Zainal Fikri, 2007)
Tradisi bayani menyandarkan kebenaran pada otoritas teks seperti yang berkembang dalam Usuh Fiqh, Ushul Hadits, dan Tafsir. Nalar burhani berkembang dalam tradisi ilmu pasti dan sosial yang kebenarannya menuntut burhan (bukti), baik bukti empiris (indrawi), maupun logis. Pemikiran kedokteran Ibn Sina atau teori ashabiyyah Ibn Khaldun berkembang dalam tradisi ini. Sementara dalam nalar irfani kebenaran dicapai dengan riyadah (melatih intuisi) hingga Sang Kebenaran (al-Haq, Allah) menyingkapkan “kebenaran” kepada kita. Tradisi irfani berkembang di kalangan sufi.
Kebenaran-kebenaran tersebut di mana saja (Barat atau Timur) diacu sesuai dengan objek yang dihadapi. Masing-masing ada level dan tempatnya. Fiqh yang didominasi nalar bayani pada level tertentu memerlukan nalar burhani karena Fiqh membutuhkannya dalam Falak dan Waris. Sementara Tasawwuf yang irfani juga sangat dekat dengan penjelasan-penjelasan logis falsafi. (Maftuhin,2007)
Pembahasan tentang epistemologi Islam ini secara garis besarnya kita bagi menjadi dua. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan epistemologi Islam dalam versi para filosof Muslim. Untuk itu kita perlu melihat secara sepintas sejarah perkembangan filsafat di dunia Islam guna menemukan asal-usul dan orisinalitas berpikir mereka. Ini penting dalam rangka menjejaki dan memilah sejauh mana pengaruh filosof Yunani dan pengaruh al-Qur’an di dalamnya. Hanya dengan cara itulah nantinya kita baru akan bisa menempatkan posisi al-Qur’an--serta keaslian filsafat ilmu yang dianutnya tanpa bias dari pihak manapun--dalam konteks keilmuan secara menyeluruh.

Yang kedua adalah mengkaji secara spesifik pandangan al-Qur’an tentang asal-usul ilmu pengetahuan. Di sini nanti kita akan coba melepaskan sedapat mungkin pengaruh-pengaruh dari pihak manapun termasuk distorsi-distorsi yang mungkin terjadi yang dilakukan oleh para ahli tafsir. Di sini kita akan membiarkan al-Qur’an membincang dirinya sendiri. Kita, sebagai penikmat, memposisikan diri benar-benar sebagai murid yang siap mencerna bahasan-bahasan al-Qur’an tentang epiostemologi. (Malik,2008)

Dalam Islam, terdapat beberapa aliran besar yang berhubungan dengan teori pengetahuan (epistemologi). Sejauh ini ada tiga aliran yang acapkali menjadi objek kajian epistemolkogi Islam, yaitu bayani, irfani, dan burhani.
BAYANI
Bayni adalah sebuah motodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Teks yang dimaksud hádala Al-Qur’an yang mempunyai otoritas penuh untuk memberikan arah tujuan dan arti kebenaran. Sedangkan rasio menurut metodologi ini hanya berperan-fungsi sebagai pengawal bagi keamanan otoritas teks tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa epistemologi bayani mendasarkan otoritas pengetahuan langsung dari teks (nash) yang kemudian diimplementasikan pada wilayah praktris tanpa harus melalui pemikiran. Akal tidak dibiarkan “bebas mengembara”, tetapi akal harus berlandaskan teks (Al-Jabiri, 1991).
IRFANI
Irfani adalah model metodologi yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan. Berbeda dengan epistemolkogi bayani yang bersifat eksoteris, maka epistemologi irfani lebih esoteris (batin) teks. Di sini, rasio berperan sebagai alat untuk menjelaskan berbagai pengalaman spiritual tersebut. Epistemologi irfani berada pada kasyf, yaitu tersingkapnya rahasia-rahasia realitas oleh Tuhan.
BURHANI
Burhani adalah metodologi yang tidak didasarkan atas teks maupun pengalaman, melainkan atas dasar runtutan nalar logika, bahkan dalam tahap tertentu teks dan pengalaman hanya bisa diterima apabila tidak bertentangan dengan aturan logika.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar