RSS

Sperma sebagai Bahan Baku Makanan (tinjauan sains, etika dan syari'at Islam)

I. Sperma dalam Perspektif Sains
1. Pengertian Sperma
Spermatozoa atau sperma merupakan hasil produksi dari kelamin pria, yang dikeluarkan bersama-sama dengan cairan mani. Dengan ukurannya yang sangat kecil hanya akan nampak bila dilihat dengan mikroskop yaitu sekitar 4-5 mikron dengan lebarnya 2,5 - 3,5 mikron adalah hal yang sangat memungkinkan bagi sperma untuk mencapai sel telurdengan ‘kegesitannya’.

2. Proses Terbentuknya Sperma Manusia (Spermatogenesis)
Spermatogenesis terjadi melalui beberapa fase , yaitu :
a. Fase Pertumbuhan
b. Fase Pembelahan
c. Fase Diferensiasi
1. Fase Pertumbuhan
Pada Fase Pertumbuhan sel – sel calon indung sperma tumbuh , membesar , dan berduplikasi . Pada Fase ini juga terjadi penambahan materi inti , sintesis DNA dan sintesis organel sel . Fase ini juga disebut fase persiapan sebelum melakukan pembelahan .Akhir dari Fase Pertumbuhan terbentuklah Spermatogonium ( Sel Induk Sperma ) yang sudah siap untuk melakukan pembelahan.
2. Fase Pembelahan
Tiap Spermatogonium yang sudah terbentuk akan mengalami proses pembelahan . Spermatogonium yang terbentuk akan menjadi Spermatosit Primer . Spermatosit Primer ini lah yang akan mengalami pembelahan .Pembelahan yang tejadi adalah pembelahan Meiosis , yaitu pembelahan yang terjadi pada pembentukan gamet yang bertujuan untuk mereduksi jumlah kromosom .Spermatosit Primer mengalami pembelahan Meiosip 1 membentuk 2 buah Spermatosit Sekunder . Jumlah kromosom sel Spermatosit Sekunder adalah setengah dari Sel Spermatosit Primer.
Pembelahan belum selesai. Spermatosit Sekunder yang tebentuk akan segera mengalami pembelahan menjadi 4 buah Spermatid . Spermatid ini lah sel yang akan menjadi sel sperma .
3. Fase Diferensiasi
Spermatid yang terbentuk pada fase pembelahan harus mengalami perubahan agar mampu berenang mencari letak sel telur . Bentuk awalnya yang hanya berbentuk bulatan dirasa tidak mungkin mampu mencapai sel telur . Maka dari itu , spermatid harus mengalami Diferensiasi menjadi sel – sel sperma yang siap untuk membuahi sel telur . Setelah proses Diferensiasi , terbentuklah 4 buah sel sperma aktif yang strukturnya sudah berubah . Kini sperma anda berbentuk seperti seekor berudu , dengan bentuk kepala seperti mata panah dan berekor panjang . Tentu saja bentuk seperti ini dimaksudkan agar sel sperma bisa dengan mudah berenang mencapai sel telur . Selain itu pada bagian kepala terdapat organel aparatus golgi yang berfungsi pada saat penetrasi .
Pembentukan sperma bukan hal yang gampang jika difikirkan oleh fikiran manusia . Maka dari itu , janganlah buang – buang sperma jika memang tidak terdesak . Jaga kesehatan reproduksi dengan tetap berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang sehat ,agar produksi sperma tidak terganggu.

3. Kandungan Kimia Sperma
Satu sendok teh cairan mani mengandung sekitar 21 kilojoules (kilo kalori) dan 200-500 juta sperma. Sedanglan jumlah sperma hanya sekitar satu persen dari cairan mani. Menurut seksolog Dr Elna Mc Intosh, selain sperma, cairan mani terdiri dari gula fruktosa, air, ascorbic acid (vitamin C), asam sitrat, enzim, protein, posfat, dan zinc. Menurut Fred Guerra dari Jackin World Science Corner ternyata kandungan semen (sperma) laki-laki itu adalah sebagai berikut :
• Ascorbic Acid (vitamin C, for tissue maintenance)
• Blood-Group Antigens (from immune system)
• Calcium (mineral)
• Chlorine (oxidizing agent)
• Cholesterol (steroid alcohol present in body fluids)
• Choline (base, part of the vitamin B complex)
• Citric Acid (occurs during cellular metabolism)
• Creatine (nitrogenous substance found in muscle)
• Deoxyribonucleic Acid (DNA)
• Fructose (sugar used for energy)
• Glutathione (peptide amino acid)
• Hyaluronidase (enzyme)
• Inositol (sugar found in muscles)
• Lactic Acid (byproduct of muscle use)
• Magnesium (mineral)
• Nitrogen (gas found in all living tissue)
• Phosporus (mineral)
• Potassium (mineral)
• Purine (compound of uric acid)
• Pyrimidine (organic base)
• Pyruvic Acid (formed from either glucose or glycogen)
• Sodium (salt)
• Sorbitol (body alcohol)
• Spermidine (catalytic enzyme)
• Spermine (ammonia compound found in sperm)
• Urea (from urine)
• Uric Acid (from urine)
• Zinc (mineral)
• Vitamin B12 (for proper function of nervous system and metabolism)

4. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Semen
Memang cairan semen sama sekali tidak ada fungsi konsumtif. Ia hanya berfungsi sebagai pelumas dalam hubungan seksual. Setiap ejakulasi, rata-rata pria mengeluarkan cairan semen sekitar satu sendok teh. Banyak sedikitnya cairan semen ini dipengaruhi oleh :
a. Usia (konon makin muda makin banyak),
b. Waktu ejakulasi,
c. Jenis rangsangan yang diterima ketika akan melakukan kegiatan seksual.
5. Permasalahan yang Ditimbulkan
Berdasarkan kandungan dan lokasi terdapatnya semen, maka terdapat beberapa permasalahan yang ditimbulkan apabila sperma dikonsumsi atau dijadikan bahan baku pembuatan makanan, seperti penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini timbul dari infeksi maupun virus yang dapat menimbulkan penyakit bahkan mematikan. Bagi penderita penyakit kelamin apabila spermanya diambil sebagai bahan baku makanan, maka dapat terjadi penularan penyakit, seperti penyakit HIV/ AIDS, Syphilis dan Gonorhea.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Graz University di Austria, senyawa yang terkandung pada sperma bisa mengurangi radikal bebas dan memiliki efek anti penuaan pada sel-sel kulit.
Senyawa yang disebut spermidine tersebut, diujicoba pada jamur, lalat buah, cacing, tikus dan sel darah manusia bukan pada manusia secara langsung. Spermidine bisa menjadi bahan alternatif untuk mencegah penuaan kulit.
Dari penelitian diketahui cara kerja spermidine. Yaitu dengan memperlambat proses penuaan dan memperpanjang kehidupan dari lalat, jamur, tikus cacing dan yang terpenting sel darah manusia.
Peneliti mengungkapkan juga proses autophagy pada percobaan tersebut. Yaitu proses memperbaiki dan mendaur-ulang sel yang rusak dan tidak berfungsi secara maksimal. Proses ini akan menjaga keseimbangan pertumbuhan dan regenerasi sel.
Hal lain yang ditemukan dari percobaan tersebut adalah spermidine merupakan hal penting dalam proses peremajaan dan perbaikan sel. Dengan menekan radikal bebas, spermadine bisa meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur sel dan bersifat sebagai anti penuaan.

II. Sperma dalam Perspektif Bioetika
1. Pengertian Bioetika
Menurut J. Guwandi istilah Bioetika merupakan gabungan dari suku kata yaitu “bio” yang artinya kehidupan dan digabungkan dengan kata “etika” dalam arti moral. Dengan demikian Bioetika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari moral dari kehidupan. Sedangkan F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang Biologi dan ilmu kedokteran, baik pada skala mikro maupun skala makro dan dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang.

2. Dasar Etis Mengenai Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan
Sesuatu yang halal apabila diletakkan di tempat yang halal, tentulah ia menjadi halal dan malah berpahala. Akan tetapi kebalikannya, apabila sesuatu yang halal diletakkan di tempat yang haram, maka sesuatu yang halal itu akan menjadi haram. Contoh, kemaluan lelaki apabila diletakkan di tempat yang halal ( istrinya ) tentunya itu halal dan malah mendatangkan pahala. Akan tetapi kalau diletakkan di tempat yang haram ( bukan istrinya ) tentulah menjadi haram dan berdosa. Maka setiap sesuatu memiliki tempat yang sesuai, sehingga baik dan buruk ditimbulkan dari tempat asalnya sesuatu hal itu berada.

3. Masalah Etis yang Ditimbulkan dari Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan
Berdasarkan dasar etis mengenai penggunaan sperma manusia sebagai bahan baku makanan yang berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sperma seharusnya digunakan untuk fungsi reproduksi, bukan untuk pembuatan bahan baku makanan. Sperma bersama-sama dengan sel telur (ovum) melebur melakukan fertilisasi untuk menghasilkan zigot dan berkembang menjadi individu/ manusia baru. Jadi bukanlah sperma digunakan untuk bahan baku makanan dan dikonsumsi atau dengan kata lain sperma yang dapat menghasilkan individu baru jika melakukan fertilisasi dikonsumsi oleh sesama pembuatnya, seperti kanibal (pemakan sesamanya). Bahkan menurut Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi tidak benar adanya sperma dapat menimbulkan awet muda,adapun awet muda jika dilakukan memiliki kepuasan sendiri oleh pelakunya.

III. Sperma dalam Perspektif Syari’at Islam
1. Sperma Manusia dalam Perspektif Syari’at Islam
Dalam permasalahan najis atau sucinya air mani, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Sebagian ulama menyatakan bahwa air mani itu najis, sebagaimana pendapat Al-Imam Abu Hanifah dan Al-Imam Malik. Sebagian ulama yang lain berpendapat air mani itu suci, sebagaimana pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i dan Al-Imam Ahmad.
Dari dua pendapat tersebut, yang rajih -insya’ Allah- adalah pendapat kedua, yang menyatakan bahwa air mani itu suci. Hal ini didasarkan pada hadits ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh, di antaranya:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَقَدْ كُنْتُ أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْكًا فَيُصَلِّي فِيْهِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)
“Bahwasanya aku dahulu mengerik (air mani) dari pakaian Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shalat dengan menggunakan pakaian tersebut.” (HR. Muslim)

Dalam lafazh lain:
لَقَدْ كُنْتُ أَحُكُّهُ يَا بِسًا بِظُفْرِي مِنْ ثَوْبِهِ (رواه مسلم)
“Dahulu aku mengerik air mani yang telah kering dengan kukuku dari pakaian Rasulullah.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas, jelaslah bahwa air mani merupakan sesuatu yang suci karena :
a. Perbuatan ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ membersihkan air mani yang telah kering tersebut hanya mengerik dengan kukunya. Kalau seandainya air mani adalah sesuatu yang najis, maka tidak cukup mensucikannya hanya dengan mengeriknya.
b. Sikap Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menunda pembersihan air mani yang menimpa pakaiannya hingga kering, juga menunjukkan bahwa air mani itu suci. Kalau seandainya najis, maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam akan segera membersihkannya, sebagaimana kebiasaan beliau di dalam mensikapi benda-benda najis. Begitu pula peristiwa seorang Badui yang kencing di masjid, sebagaimana dikisahkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim.
Pendapat yang kedua ini adalah pendapat yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan merupakan pendapat kebanyakan para ulama.
Sementara itu, cara membersihkan air mani adalah dengan dua cara:
a. Boleh dicuci dengan air, sebagaimana hadits ‘Aisyah yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh:
كَانَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ الْمَنِي ثُمَّ يَخْرُجُ إِلَى الصَّلاةِ فِي ذَلِكَ الثَّوْبِِ وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى أَثَرِ الْغَسْلِ (متفق عليه)
“Bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mencuci air mani, kemudian keluar shalat dengan mengenakan pakaian tersebut, sementara aku melihat adanya bekas cucian tersebut.”
b. Dengan mengeriknya (dengan kuku), sebagaimana dalam hadits yang telah lalu jika air mani telah kering. Dan juga boleh dicuci walaupun telah kering.
2. Penggunaan Sperma Manusia Sebagai Bahan Baku Makanan dalam Perspektif Syari’at Islam
Permasalahan halal dan haram sangat penting sekali bagi seorang muslim, dan ini ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah Subhanahu wa Ta’ala antara makanan yang baik dengan amal shalih dan ibadah.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul dalam firman-Nya: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’” (Qs. al-Mu’minun: 51).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah:172)
“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. Thaaha:81)
Walaupun telah dijelaskan bahwa sperma tidak najis, bukan berarti sperma halal. Karena sesuatu yang halal apabila diletakkan di tempat yang halal, tentulah ia menjadi halal dan berpahala. Akan tetapi kebalikannya, apabila sesuatu yang halal diletakkan di tempat yang haram, maka sesuatu yang halal itu akan menjadi haram.
Sperma bukanlah untuk hal yang konsumtif, tetapi sperma secara fungsionalnya digunakan untuk fertilisasi. Jadi tidak dibenarkan penggunaan sperma untuk pembuatan bahan baku makanan. Sampai sekarang belum ada penjelasan tentang penelitian pada manusia langsung yang menunjukkan bahwa kandungan sperma berupa spermidine dapat menjadi bahan alternatif mencegah penuaan pada kulit dan mencegah radikal bebas. Karena percobaan tersebut hanya dilakukan pada jamur, lalat buah, cacing, tikus dan sel darah manusia.

Disusun oleh :
Pawit Riyadi dan M. Agus Sahal
Pendidikan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar